Review Drama: Reply 1988 & Mr. Sunshine
Di
tengah kesibukan parah dan kegiatan lain yang serba online seperti sekarang,
saya selalu menyempatkan diri untuk menonton dan menyelesaikan per-drakor-an. Begitulah akhirnya saya menelan bulat-bulat dua drama dalam
waktu bersamaan.
Sesuai
rekomendasi berbagai pihak, saya meyakinkan diri untuk menilik drama Reply 1988.
Namun awal episode yang masih jauh dari konflik justru membawa saya berpaling
pada Mr. Sunshine. Sialnya menonton Mr. Sunshine pun terkadang ikut membuat saya bosan, kemudian saya kembali menonton Reply 1988 dan begitu seterusnya.
Usai perjuangan panjang, jatuh bangun menyelsaikan dua drama, berikut merupakan ulasan ala-ala yang bisa kamu jadikan pertimbangan untuk memilih tontonan selama #dirumahaja.
Usai perjuangan panjang, jatuh bangun menyelsaikan dua drama, berikut merupakan ulasan ala-ala yang bisa kamu jadikan pertimbangan untuk memilih tontonan selama #dirumahaja.
- Reply 1988
Saya
pribadi sangat mengapresiasi sinematografinya. Permainan kamera yang luar biasa, juga
detail simbol yang sangat berpengaruh pada spoiler cerita membuat saya tidak
habis terpesona. Belum lagi alur cerita yang dikemas cantik pada masing-masing
tokohnya. Drama ini semakin menarik karena penonton dibuat penasaran oleh sosok
suami yang diceritakan oleh tokoh Sung Deok-sun di masa depan.
Drama
Reply 1988 tidak hanya mengusung kisah persahabatan saja, tetapi juga tentang
kekeluargaan, kehidupan sosial bermasyarakat, kepedulian, kasih sayang, dan
lain sebagainya. Masing-masing kehidupan rumah tangga dalam drama ini memilki
kisah yang luar biasa, dan saya rasa disinilah letak banjir air mata.
Ada
hubungan antara orang tua dan anak, suami-istri, menantu dan mertua, orang
dewasa dengan berbagai masalah kehidupan, hingga bagaimana para tetangga
menyikapi hal tersebut satu sama lainnya. Tidak heran kalau drama ini banyak
direkomendasikan. Mengusung cerita kehidupan sehari-hari pada tahun 1988 di
Korea Selatan, membuat drama ringan dan sederhana ini menarik untuk diikuti
sampai tuntas.
Hanya
saja, saya sedikit kecewa dengan kisah cinta pemeran utama yang kurang menjadi
sorotan. Walau sebetulnya scene itu sudah cukup untuk menjelaskan perasaan
masing-masing tokoh utama, namun saya pribadi merasa kurang puas dengan adegan
romansa mereka. Terlepas dari itu, secara keseluruhan tidak ada lagi yang
mengecewakan dari drama Reply 1988.
Untuk tingkat kebosanan, saya tidak bisa menegaskannya secara gamblang. Sebab pada dasarnya semua tokoh yang muncul dalam drama ini memiliki kisah yang patut untuk mendapatkan bagian scene. Hanya saja jika kamu ingin menonton drama ini, pertimbangkan kembali durasi dan jumlah episodenya. Sebab 20 episode dengan durasi hampir 2 jam pada masing-masing episode bukanlah waktu yang singkat. Jadi silahkan sesuaikan waktu nyata dan drama sebelum nonton Reply 1988.
Saya
mengakui kalau drama ini memiliki nilai emosional yang berbeda pada tiap
episodenya. Kalau kamu sangat sensitif dan mudah tesentuh saat menonton sebuah
drama, selamat… bisa dipastikan ada saja topik dalam tiap episode yang membuatmu
berlinang air mata. Sebab sebagai penonton yang jarang menangisi drama, air
mata saya sudah menyerah tanpa syarat.
- Mr. Sunshine
Tayang
pada tahun 2018, Mr. Sunshine menampilkan karakter tokoh yang dipadukan dengan
sempurna. Yang paling saya suka dari drama ini adalah tokoh perempuan yang
dibuat sangat dominan. Perempuan dalam drama ini tampil mandiri dan tidak
ketergantungan.
Meski diceritakan berasal dari keluarga kaya atau bangsawan, tokoh perempuan dalam drama ini tidak ragu mengayunkan senjata. Mereka juga belajar menembak, memanah, menggunakan pedang, bersekolah, dan hal lain yang tidak mungkin dilakukan oleh perempuan pada masa sejarah. Hal tersebut didukung oleh peran Kim Tae-ri dan Kim Min-jung yang tidak tanggung-tanggung memerankan tokoh perempuan penting dalam drama ini.
Meski diceritakan berasal dari keluarga kaya atau bangsawan, tokoh perempuan dalam drama ini tidak ragu mengayunkan senjata. Mereka juga belajar menembak, memanah, menggunakan pedang, bersekolah, dan hal lain yang tidak mungkin dilakukan oleh perempuan pada masa sejarah. Hal tersebut didukung oleh peran Kim Tae-ri dan Kim Min-jung yang tidak tanggung-tanggung memerankan tokoh perempuan penting dalam drama ini.
Menariknya
lagi, kamu akan menemukan interaksi unik dari tiga cowok yang menjadi pemeran
utama. Kisah dan kepedihan hidup yang dihadapi membuat tiga aktor Lee
Byung-hun, Yoo Yeon-seok dan Byun Yo-han menjadi dekat dan saling
ketergantungan satu sama lain. Drama ini menyajikan sosok lelaki yang
menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan yang mereka kasihi. Tentu saja
tanpa menghambat tujuan dari masing-masing pihak.
Saya
rasa drama ini dibuat untuk menumbuhkan rasa nasionalisme masyarakat Korea Selatan.
Baragkali juga mengingatkan masyarakat Korea Selatan akan sulitnya menjadi
negara yang merdeka dan bebas seperti sekarang. Meski begitu, kamu masih bisa
menikmati drama ini dengan mengingat ibu pertiwi loh…
Meski
tidak membuat saya menangis seperti Replay 1988, drama Mr. Sunshine juga memiliki
kisah yang menyedihkan. Dengan akhir kisah yang sama sekali tidak bisa ditebak—meski
sudah diberi kode sejak awal—Mr. Sunshine berhasil membuat saya terpukul diakhir
kisahnya. Sama seperti drama Replay 1988, saya tidak bisa menegaskan tingkat
kebosanan Mr. Sunshine secara gamblang.
Tapi
yang perlu kamu pertimbangkan adalah drama ini terdiri dari 24 episode dengan
durasi kurang lebih 1.5 jam tiap episodenya. Menurut saya pribadi, sebetulnya
jumlah episode dan durasi tersebut termasuk wajar. Sebab pada kasus drama
sejarah selalu membutuhkan waktu lebih untuk memaparkan kondisi sejarah yang
ada, agar penonton memahami setting drama secara keseluruhan.
Nah,
kurang lebih begitulah ulasan sederhana dari saya untuk drama Replay 1988 dan
Mr. Sunshine. Bagaimana? Kamu tertarik menenggelamkan diri dalam dua drama di
atas?
Komentar
Posting Komentar