Review Drama: Reply 1988 & Mr. Sunshine


Di tengah kesibukan parah dan kegiatan lain yang serba online seperti sekarang, saya selalu menyempatkan diri untuk menonton dan menyelesaikan per-drakor-an. Begitulah akhirnya saya menelan bulat-bulat dua drama dalam waktu bersamaan.
 
Sesuai rekomendasi berbagai pihak, saya meyakinkan diri untuk menilik drama Reply 1988. Namun awal episode yang masih jauh dari konflik justru membawa saya berpaling pada Mr. Sunshine. Sialnya menonton Mr. Sunshine pun terkadang ikut membuat saya bosan, kemudian saya kembali menonton Reply 1988 dan begitu seterusnya.

Usai perjuangan panjang, jatuh bangun menyelsaikan dua drama, berikut merupakan ulasan ala-ala yang bisa kamu jadikan pertimbangan untuk memilih tontonan selama #dirumahaja.
  • Reply 1988
Pertama-tama, marilah kita tidak salah paham dengan judul dramanya. Reply 1988 tayang pada tahun 2015, merupakan salah satu dari drama Reply series yang selalu populer pada tiap masa. Konon, dibanding pendahulunya, Reply 1988 ini yang paling sulit ditebak. Selain itu, drama ini juga dikenal banjir air mata, dan pemerannya ada yang cinlok di dunia nyata.

Saya pribadi sangat mengapresiasi sinematografinya. Permainan kamera yang luar biasa, juga detail simbol yang sangat berpengaruh pada spoiler cerita membuat saya tidak habis terpesona. Belum lagi alur cerita yang dikemas cantik pada masing-masing tokohnya. Drama ini semakin menarik karena penonton dibuat penasaran oleh sosok suami yang diceritakan oleh tokoh Sung Deok-sun di masa depan. 
Drama Reply 1988 tidak hanya mengusung kisah persahabatan saja, tetapi juga tentang kekeluargaan, kehidupan sosial bermasyarakat, kepedulian, kasih sayang, dan lain sebagainya. Masing-masing kehidupan rumah tangga dalam drama ini memilki kisah yang luar biasa, dan saya rasa disinilah letak banjir air mata.

Ada hubungan antara orang tua dan anak, suami-istri, menantu dan mertua, orang dewasa dengan berbagai masalah kehidupan, hingga bagaimana para tetangga menyikapi hal tersebut satu sama lainnya. Tidak heran kalau drama ini banyak direkomendasikan. Mengusung cerita kehidupan sehari-hari pada tahun 1988 di Korea Selatan, membuat drama ringan dan sederhana ini menarik untuk diikuti sampai tuntas. 
Hanya saja, saya sedikit kecewa dengan kisah cinta pemeran utama yang kurang menjadi sorotan. Walau sebetulnya scene itu sudah cukup untuk menjelaskan perasaan masing-masing tokoh utama, namun saya pribadi merasa kurang puas dengan adegan romansa mereka. Terlepas dari itu, secara keseluruhan tidak ada lagi yang mengecewakan dari drama Reply 1988. 

Untuk tingkat kebosanan, saya tidak bisa menegaskannya secara gamblang. Sebab pada dasarnya semua tokoh yang muncul dalam drama ini memiliki kisah yang patut untuk mendapatkan bagian scene. Hanya saja jika kamu ingin menonton drama ini, pertimbangkan kembali durasi dan jumlah episodenya. Sebab 20 episode dengan durasi hampir 2 jam pada masing-masing episode bukanlah waktu yang singkat. Jadi silahkan sesuaikan waktu nyata dan drama sebelum nonton Reply 1988.
Saya mengakui kalau drama ini memiliki nilai emosional yang berbeda pada tiap episodenya. Kalau kamu sangat sensitif dan mudah tesentuh saat menonton sebuah drama, selamat… bisa dipastikan ada saja topik dalam tiap episode yang membuatmu berlinang air mata. Sebab sebagai penonton yang jarang menangisi drama, air mata saya sudah menyerah tanpa syarat.
  • Mr. Sunshine
Mr. Sunshine adalah drama fiksi berbasis sejarah Korea Selatan. Lagi-lagi yang ingin saya soroti di sini adalah sisi sinematografinya. Semakin kesini drama Korea semakin estetik dengan permainan sinematografi yang sangat menawan. Mr. Sunshine bahkan berhasil menampilkan setting lokasi Amerika Seritat, Jepang, dan masa Joseon para tahun 1900 dengan lugas dan jelas.

Tayang pada tahun 2018, Mr. Sunshine menampilkan karakter tokoh yang dipadukan dengan sempurna. Yang paling saya suka dari drama ini adalah tokoh perempuan yang dibuat sangat dominan. Perempuan dalam drama ini tampil mandiri dan tidak ketergantungan. 
Meski diceritakan berasal dari keluarga kaya atau bangsawan, tokoh perempuan dalam drama ini tidak ragu mengayunkan senjata. Mereka juga belajar menembak, memanah, menggunakan pedang, bersekolah, dan hal lain yang tidak mungkin dilakukan oleh perempuan pada masa sejarah. Hal tersebut didukung oleh peran Kim Tae-ri dan Kim Min-jung yang tidak tanggung-tanggung memerankan tokoh perempuan penting dalam drama ini.

Menariknya lagi, kamu akan menemukan interaksi unik dari tiga cowok yang menjadi pemeran utama. Kisah dan kepedihan hidup yang dihadapi membuat tiga aktor Lee Byung-hun, Yoo Yeon-seok dan Byun Yo-han menjadi dekat dan saling ketergantungan satu sama lain. Drama ini menyajikan sosok lelaki yang menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan yang mereka kasihi. Tentu saja tanpa menghambat tujuan dari masing-masing pihak.
Saya rasa drama ini dibuat untuk menumbuhkan rasa nasionalisme masyarakat Korea Selatan. Baragkali juga mengingatkan masyarakat Korea Selatan akan sulitnya menjadi negara yang merdeka dan bebas seperti sekarang. Meski begitu, kamu masih bisa menikmati drama ini dengan mengingat ibu pertiwi loh…

Meski tidak membuat saya menangis seperti Replay 1988, drama Mr. Sunshine juga memiliki kisah yang menyedihkan. Dengan akhir kisah yang sama sekali tidak bisa ditebak—meski sudah diberi kode sejak awal—Mr. Sunshine berhasil membuat saya terpukul diakhir kisahnya. Sama seperti drama Replay 1988, saya tidak bisa menegaskan tingkat kebosanan Mr. Sunshine secara gamblang.
Tapi yang perlu kamu pertimbangkan adalah drama ini terdiri dari 24 episode dengan durasi kurang lebih 1.5 jam tiap episodenya. Menurut saya pribadi, sebetulnya jumlah episode dan durasi tersebut termasuk wajar. Sebab pada kasus drama sejarah selalu membutuhkan waktu lebih untuk memaparkan kondisi sejarah yang ada, agar penonton memahami setting drama secara keseluruhan.
Nah, kurang lebih begitulah ulasan sederhana dari saya untuk drama Replay 1988 dan Mr. Sunshine. Bagaimana? Kamu tertarik menenggelamkan diri dalam dua drama di atas?

Komentar

Kunjungi Juga

Sebuah Review: Ashfall (2019) The Movie

Mengenal Lebih Dekat Profesi Data Analis